Model-model PTK
|
Selasa, 19 Februari 2019
|
PTK
|
1 Assalamu'alaikum, temen-temen.. Apa kabar? semoga selalu dalam keadaan sehat dan tetap semangat yaa. Nah kali ini nadya akan share salah satu materi terkait PTK nih. Iyaa, PTK. Penilaian Tindakan Kelas J. Penasaran? Yukk cek pemaparan dibawah ini dan jangan lupa cek sumber yang tertera diakhir pembahasan yaa, bakal ada pratinjau full version jurnal atau sumbernya J dan informasi aja bahan tulisan ini nadya dapat dari sebuah jurnal, yang untuk lebih lengkapnya (sumber) bisa kalian cek pada akhir pembahasan dibawah ini (don't forget to put the pointer on the journal and scroll w/ your mouse:) Happy reading.
Model-model PTK
1 1. Model
Kurt Lewin (1946)
Model
Kurt Lewin menjadi acuan dari berbagai model penelitian tindakan karena Kurt Lewin yang pertama kali
memperkenalkan penelitian tindakan atau action research. Dengan demikian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ada yang mengacu pada model Kurt Lewin. Komponen
pokok dalam penelitian tindakan Kurt Lewin adalah:
1) perencanaan (planning)
2) tindakan (acting)
3) pengamatan (observing)
4) refleksi (reflecting)
Hubungan keempat konsep pokok tersebut
digambarkan dengan diagram sebagai berikut :
2 2. Model
Kemmis & Tagart (1988)
Konsep
dasar yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin dikembangkan oleh Kemmis & Mc.
Taggart. Komponen tindakan (acting)
dengan pengamatan (observing) disatukan dengan alasan kedua kegiatan itu tidak
dapat dipisahkan satu sama lain karena kedua kegitan harusalah dilakukan dalam
satu kesatuan waktu. Begitu berlangsung suatu kegiatan dilakukan, kegiatan
observasi harus dilakukan sesegera mungkin. Bentuk model dari Kemmis dan Mc.
Taggart dapat divisualisasikan sebagai berikut:
Model
Kemmis & Mc. Taggart bila dicermati hakekatnya berupa perangkatperangkat
atau untaian–untaian dengan satu perangkat terdiri dari empat komponen yaitu
perencanaan,tindakan, pengamatan dan refleksi. Untaian tersebut dipandang
sebagai suatu siklus. Oleh karena itu pengertian siklus di sini adalah putaran
kegiatan yang terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.
Banyaknya siklus dalam penelitian
tindakan kelas tergantung dari permasalahan yang perlu dipecahkan, semakin
banyak permasalahan yang ingin dipecahkan semakin banyak pula siklus yang akan
dilalui. Jika suatu penelitian tindakan kelas ingin mengkaitkan materi
pelajaran dan kompetensi dasar dengan
sendirinya jumlah siklus untuk setiap mata pelajaran melibatkan lebih dari dua
siklus.(Depdiknas, 2005).
3 3. Model
Hopkin
Berdasarkan
model-model Penelitian Tindakan Kelas dari Kurt Lewin, Kemmis & Mc.
Taggart, Hopkin menyusun desain sendiri dengan skema sebagai berikut :
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar