PPT & Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PPT)

| Selasa, 14 Mei 2019 | |


Assalamu'alaikum, temen-temen.. Apa kabar? semoga selalu dalam keadaan sehat dan tetap semangat yaa. Nah kali ini nadya akan share terkait PTK nih. Iyaa, PTK. Penelitian Tindakan Kelas. Penasaran? Yukk cek pemaparan dibawah ini, bakal ada pratinjau full version PPT dan Proposal Penelitian PTK yang udah nad susun sebelumnya loh. Dan informasi aja bahan tulisan yang ada pada PPT dan Proposal ini nadya dapat dari berbagai sumber juga. Jadi kalau kalau ada yang kurang lengkap atau perlu diperbaiki dan ditambah yukk diskusi sekalian belajar sama-sama di comment session dibawah :). Well, Don't forget to put the pointer on the file and scroll  w/ your mouse:) Happy reading.





Semoga bermanfaat. Wassalamu’alaikum J

edit

PPT Susunan Pegas

| Senin, 13 Mei 2019 | |
Assalamu'alaikum, temen-temen.. Apa kabar? semoga selalu dalam keadaan sehat dan tetap semangat yaa. Nah kali ini nadya akan share salah satu materi terkait PT nih. Iyaa, PT. Peer Teaching J. Penasaran? Yukk cek pemaparan dibawah ini, bakal ada pratinjau full version PPT Susunan Pegas yang bisa digunakan pada Peer Teaching. Karena seperti yang kita ketahui, PPT yang baik dapat menjadi media pembelajaran dalam mendukung proses belajar mengajar tutor sebaya atau Peer Teaching. Dan informasi aja bahan tulisan yang ada pada PPT ini nadya dapat dari berbagai sumber juga. Jadi kalau kalau ada yang kurang lengkap atau perlu diperbaiki dan ditambah yukk diskusi sekalian belajar sama-sama di comment session dibawah :). Agar informasi atau bahan materinya lebih lengkap, didalam PPT juga dilengkapi video pembelajaran loh. Untuk lebih lengkapnya, kalian bisa cek video pembelajarannya dengan KLIK DISINI ,karena video tidak tertera pada slide ke-2. Well, Don't forget to put the pointer on the power point and scroll  w/ your mouse:) Happy reading.

PPT Susunan Pegas





Semoga bermanfaat. Wassalamu'alaikum :)
edit

RPP Peer Teaching : HK II Newton (1 Pertemuan)

| Senin, 13 Mei 2019 | |


Assalamu'alaikum, temen-temen.. Apa kabar? semoga selalu dalam keadaan sehat dan tetap semangat yaa. Nah kali ini nadya akan share salah satu materi terkait PT nih. Iyaa, PT. Peer Teaching J. Penasaran? Yukk cek pemaparan dibawah ini, bakal ada pratinjau full version RPP yang bisa digunakan pada Peer Teaching. Karena seperti yang kita ketahui, RPP yang baik dapat menjadi sebuah panduan yang menentukan bagaimana atau apa saja aktivitas maupun langkah-langkah yang akan kita lakukan selama PBM tutor sebaya atau Peer Teaching berlangsung, sehingga segala sesuatunya akan lebih terstruktur. Dan informasi aja bahan tulisan yang ada pada RPP ini nadya susun dari berbagai sumber juga. Jadi kalau kalau ada yang kurang lengkap atau perlu diperbaiki dan ditambah yukk diskusi sekalian belajar sama-sama di comment session dibawah :). Well, Don't forget to put the pointer on file and scroll  w/ your mouse:) Happy reading.


RPP HK II Newton




Semoga bermanfaat. Wassalamu'alaikum :)
edit

RPP Peer Teaching : Susunan Pegas (1 Pertemuan)

| Senin, 13 Mei 2019 | |
Assalamu'alaikum, temen-temen.. Apa kabar? semoga selalu dalam keadaan sehat dan tetap semangat yaa. Nah kali ini nadya akan share salah satu materi terkait PT nih. Iyaa, PT. Peer Teaching J. Penasaran? Yukk cek pemaparan dibawah ini, bakal ada pratinjau full version RPP yang bisa digunakan pada Peer Teaching. Karena seperti yang kita ketahui, RPP yang baik dapat menjadi sebuah panduan yang menentukan bagaimana atau apa saja aktivitas maupun langkah-langkah yang akan kita lakukan selama PBM tutor sebaya atau Peer Teaching berlangsung, sehingga segala sesuatunya akan lebih terstruktur. Dan informasi aja bahan tulisan yang ada pada RPP ini nadya susun dari berbagai sumber juga. Jadi kalau kalau ada yang kurang lengkap atau perlu diperbaiki dan ditambah yukk diskusi sekalian belajar sama-sama di comment session dibawah :). Well, Don't forget to put the pointer on file and scroll  w/ your mouse:) Happy reading.


RPP Susunan Pegas




Semoga bermanfaat. Wassalamu'alaikum :)

edit

PPT HK II Newton

| Senin, 13 Mei 2019 | |
Assalamu'alaikum, temen-temen.. Apa kabar? semoga selalu dalam keadaan sehat dan tetap semangat yaa. Nah kali ini nadya akan share salah satu materi terkait PT nih. Iyaa, PT. Peer Teaching J. Penasaran? Yukk cek pemaparan dibawah ini, bakal ada pratinjau full version PPT HK II Newton yang bisa digunakan pada Peer Teaching. Karena seperti yang kita ketahui, PPT yang baik dapat menjadi media pembelajaran dalam mendukung proses belajar mengajar tutor sebaya atau Peer Teaching. Dan informasi aja bahan tulisan yang ada pada PPT ini nadya dapat dari berbagai sumber juga. Jadi kalau kalau ada yang kurang lengkap atau perlu diperbaiki dan ditambah yukk diskusi sekalian belajar sama-sama di comment session dibawah :). Agar informasi atau bahan materinya lebih lengkap, didalam PPT juga dilengkapi video pembelajaran loh. Untuk lebih lengkapnya, kalian bisa cek video pembelajarannya dengan KLIK DISINI ,karena video tidak tertera pada slide ke-4. Well, Don't forget to put the pointer on the power point and scroll  w/ your mouse:) Happy reading.

PPT HK II Newton


edit

Etika Peneliti PTK

| Senin, 13 Mei 2019 | |

Assalamu'alaikum, temen-temen.. Apa kabar? semoga selalu dalam keadaan sehat dan tetap semangat yaa. Nah kali ini nadya akan share salah satu materi terkait PTK nih. Iyaa, PTK. Penilaian Tindakan Kelas. Penasaran? Yukk cek pemaparan dibawah ini. Oh ya, kali ini sumber bahan/materinya dari buku loh J (cek sumber diakhir bacaan yaa). Well, Happy reading.

Etika Peneliti PTK

Dalam melakukan penelitian secara umum maupun secara khusus melakukan PTK mempunyai nilai-nilai etika yang perlu diperhatikan baik sebelum melaksanakan penelitian, selama penelitian maupun sesudah penelitian dan membuat laporan penelitian PTK. Dalam hal ini Suparno (2008:92) menformulasikan dua nilai etika yang penting yang bagi peneliti PTK yaitu:

1   1.  Informed Consent
      Informed consent adalah izin tertulis dari subjek yang akan diteliti atau tempat yang akan digunakan sebagai lokasi penelitian. Sebelum peneliti mendapatkan izin, maka peneliti tidak boleh melakukan penelitian atau mulai mengambil data. Oleh karena itu, peneliti perlu minta izin atau persetujuan kepada sampel yang mau diteliti. Sebelum melakukan penelitian, peneliti harus mempunyai izin dari subjek yang menyatakan bahwa ia memang mau dan dengan bebas bersedia digunakan sebagai subjek PTK. Izin ini untuk menghargai subjek, bahwa mereka bebas menerima menjadisubjek PTK. Kebebasan itu ditandai dengan mereka tahu apa yang akan dilakukan dan kemungkinan bahaya yang ada. Hal ini untuk menghindari paksaan karena orang tidak tahu apa yang terjadi. Sebab, kalau subjek keberatan maka dia berhak mengundurkan diri di tengah jalan.
Izin harus memuat apa yang akan dilakukan terhadap subjek, misalnya diwawancarai, mengisi angket, dipantau, direkam dan lain-lain. Juga perlu diinformasikan kapan penelitian akan dilakukan dan di mana. Unsur konfidensialitasnya diungkap yaitu bahwa penelitian ini tidak akan mencantumkan nama dan hanya ditulis anonim serta hanya untuk kepentingan penelitian. Peneliti juga tidak membuka rahasia dan segala apa yang diungkapkan subjek dalam penelitian kepada pihak lain.
Bagi guru yang melakukan PTK di kelasnya dan meneliti siswanya sendiri, adakalanya tidak memerlukan izin tertulis dari siswa cukup izin dari kepala sekolah saja. Namun demikian agar semuanya terbuka dan jelas, tetap perlu memberitahukan kegiatannya terhadap siswa.

2   2.       Kejujuran penelitian.
Etika yang terpenting bagi peneliti adalah etika kejujuran dalam melakukan penelitian. Kejujuran diwujudkan dalam bentuk :
a. Jujur pada subjek. Kadang sebagian peneliti tidak mengungkapkan ada yang akan dilakukan pada subjek, alasanya supaya tidak terjadi penolakan dari subjek. Peneliti menutupi apa yang mau dilakukan, agar mendapatkan data yang baik. Hal ini secara etik tidak diperbolehkan. PTK di sekolah seharusnya jujur, tidak ada tipuan, karena semua itu adalah untuk kemajuan kelas, sekolah dan siswa. Bahkan siswa atau sekolah perlu dilibatkan dan tahu sebanyak mungkin.
b. Jujur dengan data. Semua data ditulis apa adanya dan juga digunakan seperti adanya. Peneliti tidak boleh mengubah data yang telah dikumpulkan hanya demi kecocokan hasil. Justru dengan data yang jujur itulah pengetahuan akan kuat dan barangkali justru ditemukan persoalan yang sesungguhnya ada dan dapat dicarikan pemecahan yang tepat.
c. Peneliti perlu dengan cermat mencatat data setiap saat, secara akurat dan tidak  memanipulasi data.
d.  Tidak menipu subjek dalam menyetujui informed consent, maupun dalam mengorek data dari subjek.
e.   Jujur dalam analisis, membuat laporan, ataupun dalam referensi.
f.  Menjaga konfidensialitas, bila memang semua data tidak akan disampaikan kepada pihak lain maka peneliti harus memegang janji tersebut.

Semoga bermanfaat. Wassalamu’alaikum J

(Sumber : Ananda, Rusydi dkk. 2015. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Citapustaka Media)

edit

Refleksi dan Evaluasi

| Senin, 13 Mei 2019 | |

Assalamu'alaikum, temen-temen.. Apa kabar? semoga selalu dalam keadaan sehat dan tetap semangat yaa. Nah kali ini nadya akan share salah satu materi terkait PTK (lagi) nih. Iyaa, PTK. Penilaian Tindakan Kelas. Penasaran? Yukk cek pemaparan dibawah ini. Eitss buat informasi aja, kali ini sumber bahan/materinya dari catatan singkat (the real MiniNote :D) PTK nad. Yaayyy seneng banget J. Well, Happy reading.

Refleksi dan Evaluasi

A. Refleksi
Refleksi adalah merenungi apa-apa yang sudah dilakukan dalam melakukan penelitian. Berdasarkan refleksi ini kita dapat melihat kelebihan dan kekurangannya.
Berikut ini beberapa cara refleksi :
1.       Melalui tulisan
Sumbernya dari catatan lapangan oleh observer atau pengamat. Catatan lapangan terbagi menjadi 3 sebagai berikut :
-          Praktis
-          Teori
-          Diskusi
2.       Melalui bacaan
·         Menghayati bacaan
Disini peneliti dapat menceritakan atau membacakan pengalaman belajarnya kepada orang lain. Terdapat 3 kegiatan atau sudut pandang dari peneliti itu sendiri dalam hal ini yakni :
-          Quick Impression (kesan secra cepat)
-          Zooming in (menggali lebih dalam permasalahan)
-          Zooming out (mengamati dari luar atau jauh sebagai orang lain)
·         Kebiasaan mengajar
Menyimak kebiasaan mengajar ini juga berdasarkan 3 kegiatan diatas, yakni quick Impression, zooming in, dan zooming out.
3.       Refleksi melalui diri sendiri
Bertanya-tanya pada diri sendiri

B. Evaluasi
Pada evaluasi, peneliti dapat mengambil keputusan apa sudah berhasil atau belum tindakan yang telah dilakukan. Dimana jika ada kekurangan dapat segera diperbaiki dan tentunya mempertahankan kelebihan yang ada.
Terdapat beberapa aspek yang dinilai dalam evaluasi, yaitu :
a)      Dampak terhadap belajar siswa*
b)      Dampak terhadap perilaku siswa*
c)       Dampak terhadap iklim sekolah
d)      Dampak finansial tindakan
*Umumnya dampak terhadap belajar dan perilaku siswa dapat kita amati secara langsung.
Selain aspek yang dinilai, berikut ini merupakan metode evaluasi yang perlu kita ketahui :
1.       Observasi
2.       Angket
3.       Tes hasil belahar
4.       Wawancara
5.       Rekaman

Semoga bermanfaat, dan kalau ada yang kurang lengkap atau perlu diiperbaiki dan ditambah yukk diskusi sekalian belajar sama-sama.. comment down below yaa. Wassalamu’alaikum J

edit

Analisis Data Kualitatif PTK Menurut Milles dan Huberman (1984)

| Selasa, 19 Februari 2019 | |
Assalamu'alaikum, temen-temen.. Apa kabar? semoga selalu dalam keadaan sehat dan tetap semangat yaa. Nah kali ini nadya akan share salah satu materi terkait PTK nih. Iyaa, PTK. Penilaian Tindakan Kelas. Penasaran? Yukk cek pemaparan dibawah ini dan jangan lupa cek sumber yang tertera diakhir pembahasan yaa, bakal ada pratinjau full version jurnal atau sumbernya J dan informasi aja bahan tulisan ini nadya dapat dari sebuah jurnal, yang untuk lebih lengkapnya (sumber) bisa kalian cek pada akhir pembahasan dibawah ini (don't forget to put the pointer on the journal and scroll  w/ your mouse:) Happy reading.

Analisis Data Kualitatif (Milles dan Huberman, 1984)

Secara skematis proses analisis data menggunakan model analisis data interaktif Miles dan Huberman dapat dilihat pada bagan berikut :
Menurut Miles & Huberman (1992: 16) analisis terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu: reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan/verifikasi. Mengenai ketiga alur tersebut secara lebih lengkapnya adalah sebagai berikut:
1.         Reduksi Data
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data berlangsung terus-menerus selama proyek yang berorientasi penelitian kualitatif berlangsung. Antisipasi akan adanya reduksi data sudah tampak waktu penelitiannya memutuskan (seringkal tanpa disadari sepenuhnya) kerangka konseptual wilayah penelitian, permasalahan penelitian, dan pendekatan pengumpulan data mana yang dipilihnya. Selama pengumpulan data berlangsung, terjadilan tahapan reduksi selanjutnya (membuat ringkasan, mengkode, menelusur tema, membuat gugus-gugus, membuat partisi, membuat memo). Reduksi data/transformasi ini berlanjut terus sesudah penelian lapangan, sampai laporan akhir lengkap tersusun. Reduksi data merupakan bagian dari analisis. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi. Dengan reduksi data peneliti tidak perlu mengartikannya sebagai kuantifikasi. Data kualitatif dapat disederhanakan dan ditransformasikan dalam aneka macam cara, yakni: melalui seleksi yang ketat, melalui ringkasan atau uraian singkat, menggolongkannya dalam satu pola yang lebih luas, dan sebagainya. Kadangkala dapat juga mengubah data ke dalam angka-angka atau peringkatperingkat, tetapi tindakan ini tidak selalu bijaksana.
2.         Penyajian Data
Miles & Huberman membatasi suatu penyajian sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Mereka meyakini bahwa penyajian-penyajian yang lebih baik merupakan suatu cara yang utama bagi analisis kualitatif yang valid, yang meliputi: berbagai jenis matrik, grafik, jaringan dan bagan. Semuanya dirancang guna menggabungkan informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang padu dan mudah diraih. Dengan demikian seorang penganalisis dapat melihat apa yang sedang terjadi, dan menentukan apakah menarik kesimpulan yang benar ataukah terus melangkah melakukan analisis yang menurut saran yang dikisahkan oleh penyajian sebagai sesuatu yang mungkin berguna.
3.         Menarik Kesimpulan
Penarikan kesimpulan menurut Miles & Huberman hanyalah sebagian dari satu kegiatan dari konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian berlangsung. Verifikasi itu mungkin sesingkat pemikiran kembali yang melintas dalam pikiran penganalisis (peneliti) selama ia menulis, suatu tinjauan ulang pada catatan-catatan lapangan, atau mungkin menjadi begitu seksama dan menghabiskan tenaga dengan peninjauan kembali serta tukar pikiran di antara teman sejawat untuk mengembangkan kesepakatan intersubjektif atau juga upaya-upaya yang luas untuk menempatkan salinan suatu temuan dalam seperangkat data yang lain. Singkatnya, makna-makna yang muncul dari data yang lain harus diuji kebenarannya, kekokohannya, dan kecocokannya, yakni yang merupakan validitasnya. Kesimpulan akhir tidak hanya terjadi pada waktu proses pengumpulan data saja, akan tetapi perlu diverifikasi agar benar-benar dapat dipertanggungjawabkan.


Semoga bermanfaat. Wassalamu'alaikum :)

edit

Model-model PTK

| Selasa, 19 Februari 2019 | |

1   Assalamu'alaikum, temen-temen.. Apa kabar? semoga selalu dalam keadaan sehat dan tetap semangat yaa. Nah kali ini nadya akan share salah satu materi terkait PTK nih. Iyaa, PTK. Penilaian Tindakan Kelas J. Penasaran? Yukk cek pemaparan dibawah ini dan jangan lupa cek sumber yang tertera diakhir pembahasan yaa, bakal ada pratinjau full version jurnal atau sumbernya J dan informasi aja bahan tulisan ini nadya dapat dari sebuah jurnal, yang untuk lebih lengkapnya (sumber) bisa kalian cek pada akhir pembahasan dibawah ini (don't forget to put the pointer on the journal and scroll  w/ your mouse:) Happy reading.

Model-model PTK

1   1.       Model Kurt Lewin (1946)
Model Kurt Lewin menjadi acuan dari berbagai model penelitian tindakan  karena Kurt Lewin yang pertama kali memperkenalkan penelitian tindakan atau action research. Dengan demikian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ada yang mengacu pada model Kurt Lewin. Komponen pokok dalam penelitian tindakan Kurt Lewin adalah:
1) perencanaan (planning)
2) tindakan (acting)
3) pengamatan (observing)
4) refleksi (reflecting)
Hubungan keempat konsep pokok tersebut digambarkan dengan diagram sebagai berikut :


2   2.       Model Kemmis & Tagart (1988)
Konsep dasar yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin dikembangkan oleh Kemmis & Mc. Taggart. Komponen tindakan  (acting) dengan pengamatan (observing) disatukan dengan alasan kedua kegiatan itu tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena kedua kegitan harusalah dilakukan dalam satu kesatuan waktu. Begitu berlangsung suatu kegiatan dilakukan, kegiatan observasi harus dilakukan sesegera mungkin. Bentuk model dari Kemmis dan Mc. Taggart dapat divisualisasikan sebagai berikut:

Model Kemmis & Mc. Taggart bila dicermati hakekatnya berupa perangkatperangkat atau untaian–untaian dengan satu perangkat terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan,tindakan, pengamatan dan refleksi. Untaian tersebut dipandang sebagai suatu siklus. Oleh karena itu pengertian siklus di sini adalah putaran kegiatan yang terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Banyaknya siklus  dalam penelitian tindakan kelas tergantung dari permasalahan yang perlu dipecahkan, semakin banyak permasalahan yang ingin dipecahkan semakin banyak pula siklus yang akan dilalui. Jika suatu penelitian tindakan kelas ingin mengkaitkan materi pelajaran dan kompetensi dasar  dengan sendirinya jumlah siklus untuk setiap mata pelajaran melibatkan lebih dari dua siklus.(Depdiknas, 2005).

3   3.       Model Hopkin
Berdasarkan model-model Penelitian Tindakan Kelas dari Kurt Lewin, Kemmis & Mc. Taggart, Hopkin menyusun desain sendiri dengan skema sebagai berikut :


Semoga bermanfaat. Wassalamu'alaikum :)

Sumber :

edit

Bentuk-bentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

| Selasa, 29 Januari 2019 | |

Assalamu'alaikum, temen-temen.. Apa kabar? semoga selalu dalam keadaan sehat dan tetap semangat yaa. Nah kali ini nadya akan share salah satu materi terkait PTK nih. Iyaa, PTK. Penilaian Tindakan Kelas J. Penasaran? Yukk cek pemaparan dibawah ini dan jangan lupa cek sumber yang tertera diakhir pembahasan yaa, bakal ada pratinjau full version jurnal atau sumbernya J dan informasi aja bahan tulisan ini nadya dapat dari sebuah jurnal, yang untuk lebih lengkapnya (sumber) bisa kalian cek pada akhir pembahasan dibawah ini (don't forget to put the pointer on the journal and scroll  w/ your mouse:) Happy reading.

Bentuk-bentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK)


Penelitian Tindakan Kelas atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan classroom action research  sejak lama berkembang di negara-negara maju seperti Inggris. Australia dan Amerika. Ahli-ahli pendidikan di negara tersebut menaruh perhatian yang cukup besar terhadap PTK. Mengapa demikian? Karena jenis penelitian ini mampu menawarkan cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan meningkatkan profesionalisme dalam proses belajar mengajar di kelas dengan melihat indikator keberhasilan proses pembelajaran. Dalam hal ini McNift (1992:1) seperti dikutip Suyanto (1997:2)  memandang PTK sebagai bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh guru sendiri dan hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk mengembangkan kurikulum, sekolah, dan pengembangan dalam proses belajar mengajar dll.

Ada beberapa bentuk penelitian tindakan kelas. Oja dan Smulyan (1989) dalam Sudarsono (1997) membedakan adanya empat bentuk penelitian tindakan kelas, yaitu:
  Ø  Guru sebagai peneliti.
Pada bentuk yang pertama merupakan bentuk Penelitian Tindakan Kelas yang memandang guru sebagai peneliti memiliki ciri penting yaitu sangat berperannya guru itu sendiri dalam proses penelitian tindakan kelas. Dalam bentuk ini, tujuan utama penelitian ialah meningkatkan praktek pembelajaran di kelas di mana guru terlibat secara penuh dalam proses perencanaan, aksi (tindakan) dan refleksi. Dalam bentuk penelitian ini, guru mencari problema sendiri untuk dipecahkan melalui penelitian tindakan kelas. Jika melibatkan orang lain perannya tidak dominan. Sebaliknya keterlibatan pihak lain dari luar hanya bersifat konsultatif dalam mempertajam atau mencari problema pembelajaran di kelas. Guru sebagai peneliti, peran pihak luar (orang lain) sangat kecil dalam proses penelitian.
  Ø  Penelitian Tindakan Kolaboratif
Pada bentuk penelitian kedua, Penelitian Tindakan Kelas Kolaboratif, melibatkan beberapa pihak baik guru, kepala sekolah maupun dosen secara serentak dengan tujuan untuk meningkatkan praktek pembelajaran, menyumbang pada perkembangan teori dan karier guru. Model penelitian kolaboratif ini dirancang dan dilaksanakan oleh sutu tim yang terdiri dari guru, dosen dan kepala sekolah. Hubungan antara ketiga pihak tersebut bersifat kemitraan yang dapat secara bersama-sama memikirkan persoalan-persoalan yang dihadapi untuk diteliti melalui penelitian kolaboratif
  Ø  Simultan Terintegratif
Pada bentuk ketiga, Simultan Terintegratif, tujuan utama penelitian adalah untuk dua hal sekaligus yaitu memecahkan persoalan praktis dalam pembelajaran praktis, dan untuk menghasilkan pengetahuan yang ilmiah dalam bidang pembelajaran di kelas. Dalam penelitian ini guru dilibatkan pada proses penelitian kelasnya, terutama aspek aksi dan refleksi terhadap praktek-praktek pembelajaran di kelas. Meskipun demikian persoalan-persoalan pembelajaran yang diteliti datang dan diidentifikasi oleh peneliti dari luar. Pengambil posisi innovator adalah peneliti dari luar.
  Ø  Administrasi Sosial Eksperimental
Pada penelitian tindakan kelas keempat, Administrasi Sosial Ekspermental, lebih menekankan dampak kebijakan dan praktek. Dalam pelaksanaannya guru tidak dilibatkan baik dalam perencanaan, aksi maupun refleksi terhadap praktek pembelajarannya. Guru tidak banyak memberikan masukan pada proses penelitian ini. Tanggung jawab penelitian sepenuhnya ada pada pihak luar. Dalam bentuk ini peneliti bekerja atas dasar hipotesis tertentu, kemudian melakukan bentuk tes dalam sebuah eksperimen.



Semoga bermanfaat. Wassalamu'alaikum :)
edit

Langkah-langkah Metode Pembelajaran Tutor Sebaya (Peer Teaching) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fisika

| Selasa, 29 Januari 2019 | |

Assalamu'alaikum, temen-temen.. Apa kabar? semoga selalu dalam keadaan sehat dan tetap semangat yaa. Nah kali ini nadya akan share salah satu materi terkait PT nih. Iyaa, PT. Peer Teaching J. Penasaran? Yukk cek pemaparan dibawah ini dan jangan lupa cek sumber yang tertera diakhir pembahasan yaa, bakal ada pratinjau full version jurnal atau sumbernya J dan informasi aja bahan tulisan ini nadya dapat dari sebuah jurnal, yang untuk lebih lengkapnya (sumber) bisa kalian cek pada akhir pembahasan dibawah ini (don't forget to put the pointer on the journal and scroll  w/ your mouse:) Happy reading.

Penggunaan Metode Pembelajaran Tutor Sebaya (Peer Teaching) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fisika

Gambar


Proses pembelajaran pada kelas eksperimen saat pembelajaran fisika pokok bahasan Vektor Kelas X MIPA MAN 1 Cirebon menggunakan metode tutor sebaya tahapannya sebagai berikut : 
  1. Membagi para siswa menjadi kelompok-kelompok kecil yang heterogen. Siswa pandai disebar dalam setiap kelompok dan bertindak sebagai tutor sebaya (mentor). Pada tahap ini pemilihan tutor berdasarkan tes sederhana dan saran dari guru fisika di sekolah.
  2. Masing-masing kelompok diberi tugas untuk mempelajari satu sub materi atau kompetensi dasar. Pada tahap ini masing-masing kelompok mendiskusikan lembar kerja siswa yang diberikan oleh peneliti.
  3. Memberi mereka waktu yang cukup untuk mendiskusikan dan menyelesaikan LKS yang telah diberikan, waktu yang diberikan sekitar 60 menit. Pada tahap ini peneliti menilai sikap siswa dalam berdiskusi melalui lembar observasi.
  4. Setiap   kelompok   melalui   wakilnya menyampaikan sub materi atau pembahasan sesuai dengan tugas yang telah diberikan, sedangkan guru bertindak sebagai narasumber utama. Pada tahap ini siswa dituntut untuk menjelaskan hasil diskusi LKS di depan kelas dan kelompok yang lain memperhatikan dan melakukan tanya jawab tentang materi yang belum dipahami
  5. Setelah semua kelompok menyampaikan hasil diskusi secara barurutan sesuai kelompok, siswa diberi kesimpulan dan klarifikasi seandainya ada pemahaman siswa yang perlu diluruskan. Pada tahap ini peneliti dan siswa menyimpulkan bersama tentang tugas (LKS) yang telah di diskusikan.
  Proses pembelajaran pada kelas eksperimen berlangsung selama dua pertemuan dan setelah itu dilakukan uji posttest untuk mengetahui hasil belajar (kognitif siswa). Berdasarkan hasil posttest menggambarkan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen antara siswa yang mendapat nilai terendah dan tertinggi tidak terdapat perbedaan yang cukup jauh hanya berbeda 3 angka. Ini dimungkinkan karena fokus siswa satu dengan yang lain tidak terlalu berbeda, dimana saat proses pembelajaran dengan metode tutor sebaya siswa di fokuskan untuk berdiskusi dan menyelesaikan tugas berupa LKS bersama tutornya. Hal ini menunjukan penggunaan metode tutor sebaya berpengaruh positif terhadap hasil belajar kognitif siswa.

Berdasarkan kesimpulan, maka peneliti mengemukakan beberapa saran sebagai berikut:
  1. Kegiatan belajar mengajar di usahakan dapat menimbulkan partisipasi siswa sehingga siswa lebih fokus dan tertarik terhadap proses pembelajaran di kelas;
  2. Semoga dengan metode tutor sebaya dapat menambah metode pembelajaran di kelas khususnya fisika agar lebih bervariasi dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa
  3. Penggunaan metode pengajaran yang bervariatif dapat memberikan variasi belajar terhadap siswa. Hal ini membuat siswa tidak bosan dan akhirnya dapat fokus terhadap pembelajaran di kelas.




Semoga bermanfaat. Wassalamu’alaikum J.

edit
Postingan Lebih Baru Postingan Lama
Diberdayakan oleh Blogger.
Assalamu'alaikum.. Thanks for coming guys. Semoga bermanfaat selalu ^^)/

About me ? It's me !

My Visitors

Blog Archive

Translate here ^^,

Search This Blog

Pinterest Gallery

featured Slider

Popular Posts

featured Slider

BTemplates.com

Like us

Back Again (y)

Thanks

find me?!

Tw: @nadyaism_
© Design 1/2 a px. · 2015 · Pattern Template by Simzu · © Content MiniNote